Tags

Tercemarnya Air Sungai Kita

 

Pencemaran air sungai

Sebenarnya sudah lama banget pingin menumpahkan keresahan saya melalui tulisan mengenai kondisi sungai saat ini. Ahaaayy~


Tapi oh tapiii… 


Good mood nya belum kunjung datang buat nulis terkait topik tersebut. Sampai akhirnya lupa dan ga ditulis juga. Hahaha. Untunglah tema tantangan menulis KLIP minggu ini adalah tentang air. Maka jadilah saya manfaatkan kesempatan ini untuk menumpahkan keresahan tersebut. 


Air itu kan ada banyak jenisnya yaa. Lalu kenapa tentang air sungai? 


Karena oh karena, membahas soal sungai ini adalah hal menarik tapi cukup kompleks. Air sungai itu seharusnya menjadi salah satu sumber air bersih kita. Itu seharusnya lho ya. Namun kenyataannya, tau sendiri kan kondisi sungai saat ini kayak apa. Mau di kota besar ataupun di desa, air sungainya sudah banyak yang tercemar. Memang betul masih ada sungai yang kondisinya masih jernih. Namun yang tercemar jumlahnya lebih banyak.


Meskipun sungainya tampak bersih dan tidak ada sampah. Namun warna air sungainya sudah butek meletek 😅. Sehingga sayang banget rasanya jika kita punya sumber air bersih yang melimpah tapi tidak bisa dimanfaatkan akibat pencemaran.


Sumber Pencemaran Air Sungai

Dok. Pribadi, 2019
Sungai disebelahnya Pabrik Gula Candi, Sidoarjo

Menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 59 persen hutan di Indonesia mengalami pencemaran berat, 26.6 persen pencemaran sedang dan 8.9 persen pencemaran ringan. Namun menurut KLHK, meski 59 persennya mengalami pencemaran berat, kondisi ini sudah jauh lebih baik daripada tahun 2015. Karena sebelumnya persentasenya mencapai 79.5 persen.


Usaha pihak terkait untuk mengurangi pencemaran berat di sungai harus diapresiasi. Namun jumlah persentase sebesar 59 persen itu cukup tinggi lho. 


Berikut sumber-sumber pencemarannya. 


#1 Limbah Industri

Sampai sekarang tuh masih ada saja industri yang nakal membuang limbahnya secara sembarangan ke sungai. Padahal seharusnya, limbah tersebut difiltrasi terlebih dahulu sesuai AMDAL nya sebelum dibuang ke sungai. Entah karena industri tersebut nggak punya alat yang memadai atau memang sengaja untuk mengurangi biaya operasional dan maintenance. Alhasil banyak sungai yang mengalami pencemaran berat akibat limbah industri tersebut.


#2 Limbah Rumah Tangga

Memang betul sejak jaman dahulu kala, masyarakat kita banyak melakukan aktivitas di sungai. Mulai dari mandi, cuci baju, cuci perkakas dapur, dan lain sebagainya. Akan tetapi masyarakat jaman dulu kan nggak kenal yang namanya deterjen atau sabun mandi berbahan kimia seperti yang kita gunakan saat ini. Sehingga aktivitas mereka masih ramah lingkungan. Beda dengan sekarang. 


Selain itu juga masyarakat jaman dulu saya rasa anti buang hajat ke sungai. Jaman sekarang mah, masih ada aja yang buang hajat ke sungai. Teringat dengan ceritanya Butet Manurung dalam bukunya Sokola Rimba. Ia menuliskan bahwa Masyarakat Rimba anti buang hajat ke sungai. Karena mereka sadar bahwa mereka butuh sungai. Serta mereka juga takut kalau sampai dewa marah kepada mereka. 


Justru yang mengotori sungai adalah orang-orang kampung yang ada di sekitar aliran sungai tersebut. Alhasil orang Rimba yang mendapatkan dampak negatifnya. Apalagi mereka amat tergantung dengan sungai. 


Selain itu masyarakat modern juga mengarahkan pipa pembuangan mereka ke sungai. Ada juga yang melalui drainase terlebih dahulu. Lalu aliran air dari drainase tersebut diarahkan ke sungai. Hal ini tentunya dilakukan tanpa filtrasi terlebih dahulu. Ya, langsung dibuang begitu saja. Harusnya sih ada Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah yang mengatur terkait pembangunan rumah beserta instalasinya ya. Tapi tau sendiri kan di negara kita, hal-hal macam gini seringnya dibuat untuk formalitas saja 😅🙏.


Lalu juga masih banyak masyarakat kita yang membuang sampahnya ke sungai. Bahkan mereka ngebuangnya dengan enteng banget. Kayak nggak ada rasa bersalahnya 😡😡😡. Banyak sungai saat ini diperlakukan seperti bak sampah besar yang sewaktu-waktu boleh dilempari sampah 😡😡. 


#3 Limbah Peternakan

Pengusaha ternak yang mungkin kurang mendapatkan info tentang pengolahan limbah ternak, membuang limbahnya ke sungai. Biasanya limbah yang dibuang kayak kotoran hewannya gitu. Tentu hal semacam ini juga dapat mencemari air sungai. 


#4 Limbah Pertanian

Jaman sekarang nggak bisa dipungkiri bahwa penggunaan bahan kimia dalam aktivitas pertanian semakin tinggi. Saya teringat dengan talkshow nya Jon Jandai di Tedx. Kurang lebih beliau mengatakan secara terang-terangan bahwa universitas telah mengajarkan kita cara merusak lingkungan 🤣🙏. Salah satunya adalah penggunaan bahan kimiawi untuk aktivitas pertanian. Karena hal ini pada akhirnya dapat merusak kelestarian tanah dan air, termasuk sungai. 


Itu Jon Jandai lho yang ngomong. Bukan saya 😅🙏. 


Akibat Tercemarnya Air Sungai

Dok. Pribadi, 2019
Sungai di kelurahan Pekauman, Sidoarjo

Tercemarnya air sungai tentu mengakibatkan dampak kerusakan yang besar. Nggak hanya untuk manusia, juga kelestarian biota di sungai, juga hewan yang hidup di darat dan untuk pertanian. 


Apa saja akibatnya? 


✅ Sampah yang menumpuk disungai mengakibatkan banjir karena meluapnya air sungai;

✅ Terancamnya keberlangsungan makhluk yang hidup di sungai;

✅ Bau air sungai yang menyengat dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat yang tinggal di dekat sungai tersebut;

✅ Berkurangnya sumber air bersih;

✅ Dapat menimbulkan penyakit bagi masyarakat maupun hewan yang masih beraktivitas di sungai;

✅ Berkurangnya kejernihan dan kesehatan air sungai. 


Pengendalian dan Pencegahan Pencemaran Air sungai

Tentu dalam hal mengurangi pencemaran air sungai, kita nggak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Karena seharusnya kita juga sebagai masyarakat biasa perlu ikut serta menjaga kelestarian sungai. 


Edukasi. Mengadakan edukasi kepada masyarakat ini penting banget. Baik oleh pemerintah, akademisi maupun oleh swasta. Agar masyarakat makin tersadar akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, termasuk sungai. 


Mengadakan Fasilitas Sesuai Kebutuhan Masyarakat. Edukasi memang penting, namun nggak bisa sampai disitu. Perlu juga mencari tau apa yang menjadi kendala masyarakat dalam menjaga kelestarian sungai. Entah itu karena tidak adanya toilet ataupun masalah pengelolaan sampah rumah tangga. Sehingga pemerintah perlu menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat. 


Saya pernah punya pengalaman survey ke salah satu kampung nelayan di Surabaya. Ya, memang mereka buang sampahnya ke laut sih bukan ke sungai. Akan tetapi alasan mereka melakukan tindakan tersebut yang jadi pengalaman berharga bagi saya. Sebenarnya dari pemerintah sudah menyediakan bak sampah dan tukang sampah yang datang tiap 2x seminggu. Akan tetapi ternyata, aktivitas yang mereka lakukan membuat mereka tidak bisa menyimpan sampah mereka terlalu lama. Sehingga sampahnya harus dibuang tiap hari. Itulah yang membuat mereka akhirnya membuang sampahnya ke laut.


Dari pengalaman tersebut saya menyimpulkan bahwa cara pengelolaan dan pengolahan sampah itu perlu disesuaikan dengan kondisi dan aktivitas masyarakatnya. Sehingga akan berpengaruh pada sarana prasarana yang perlu disediakan oleh pemerintah.


Memfiltrasi Limbah Rumah Tangga. Sebelum membuang limbah rumah tangga, perlu dilakukan filtrasi terlebih dahulu. Memang pengadaan filter dan antek-anteknya ini nggak mudah. Namun rusaknya sungai juga akan lebih merugikan kita. 


Developer Perlu Punya Wawasan Terkait Kelestarian Lingkungan. Bukan rahasia lagi jika banyak developer yang mengadakan rumah secara asal-asalan. Termasuk soal instalasi pipa limbahnya. Karena sebagian besar developer mengarahkan pipa limbah rumah tangga ke drainase. Kemudian drainase tersebut diarahkan ke sungai. 


Tentu alasan utamanya pembiayaan. Apalagi kebanyakan developer menyediakan kavling kecil-kecil sehingga sulit menyediakan ruang untuk area filtrasi limbah rumah tangga. 


Oleh karenanya, penting banget bagi developer untuk lebih revolusioner dalam mengadakan hunian ramah lingkungan bagi masyarakat. 


Memindahkan Hunian Yang Ada di Tepian Sungai. Saya tau hal ini udah pasti sulit banget untuk dilakukan. Apalagi jika masyarakat tersebut sudah lama tinggal disitu. Akan tetapi perlu diingat lagi bahwa ada peraturan tentang garis sempadan sungai dan garis inspeksi sungai yang mana di area tersebut harusnya bebas dari bangunan apapun. Dengan demikian sedikit banyak bisa mengurangi perilaku manusia untuk membuang limbahnya ke sungai.


Bhaiquelah, segitu dulu ungkapan keresahan saya tentang sungai. Walau sebenarnya masih belum semua ditumpahkan akibat mata yang sudah mengantuk, raga yang sudah lelah dan otak yang sudah mampet 🤣🙏. 


Cukup sekian dulu cerita keresahan saya.


Terima kasih sudah membaca ❤. 


Referensi :

https://bisnis.tempo.co/read/1488232/klhk-ungkap-penyebab-59-persen-sungai-di-indonesia-tercemar-berat


https://www.google.com/amp/s/tekno.tempo.co/amp/1464117/4-sebab-pencemaran-sungai-6-dampak-buruk-bagi-lingkungan


https://bobo.grid.id/amp/083099696/cari-jawaban-kelas-4-sd-tema-6-apa-dampak-dari-pencemaran-sungai?page=3


Emiria Letfiani
A Wife, A Mom, A Storyteller

Related Posts

Post a Comment