Tags

Kapan Sih Pendidikan Pra Nikah Dimulai?

 


Kapan Sih Pendidikan Pra Nikah Dilakukan? - Jujurly ini juga masih jadi pertanyaan saya pribadi dan saya belum menemukan jawaban yang memuaskan buat saya. Teringat chatting dengan seorang teman yang mengatakan bahwa pendidikan pra nikah itu adalah proses yang sangat panjang. Iya, tapi sepanjang apa? Yang pasti sih nggak sepanjang jalan kenangan bersama mantan 🤣🤣. 


Akhirnya saya mulai utak atik gathuk kesotoyan 🤣. 


Dari beberapa sumber referensi yang saya baca terkait kemandirian anak, nggak sedikit dari referensi tersebut yang mengatakan bahwa mendidik anak agar mandiri akan mempengaruhi dirinya saat berumah tangga. Sebagaimana yang kita tahu bahwa melatih kemandirian anak dimulai sejak usia dini. Sehingga saya menyimpulkan bahwa melatih anak untuk mandiri adalah bagian dari pendidikan pra nikah. 


Lalu saya utak-atik-gathuk-sotoy lagi bahwa saya rasa bisa jadi pendidikan pra nikah itu dimulai sejak anak dalam rahim? 


Sounds weird ya! Iya lah, lha wong masak anak masih berupa janin mo dikasih pendidikan pra nikah. Lha wong liat orang tuanya aja belum, masak ya udah mau mikir jodoh. Kan tydac mungkin dong 🤣🤣


Jadi argumentasi saya begini, salah satu hal yang saya yakini bahwa anak akan merekam bagaimana orang tuanya berinteraksi sejak ia masih dalam janin. Semakin baik perlakuan orang tuanya kepada satu sama lain, akan memberikan efek positif juga ke janin yang akan ia rekam dalam otaknya. 


Pun termasuk ketika si anak sudah terlahir ke dunia. Ia akan memperhatikan dan merekam bagaimana orang tuanya berinteraksi. Sehingga orang tua memberikan pendidikan pra nikah kepada anaknya dimulai dari apa yang bisa dilihat dan dirasakan oleh si anak yang kemudian akan terekam dalam otaknya. Ya, dari cara berinteraksi terhadap satu sama lain. Caranya menunjukkan kasih sayang. Kehangatan yang dibangun oleh kedua orang tua. Serta bagaimana orang tua menyelesaikan konflik. 


Selain itu juga bagaimana orang tua memperlakukan si anak juga bagian dari pendidikan pra nikah. Bagaimana orang tua membangun hubungan dan kelekatan dengan anak, bagaimana orang tua melatih kemandirian anak, dan lain sebagainya. 


Semua itu secara tidak langsung adalah bagian dari pendidikan pra nikah. Sehingga saya rasa semua itu bisa menjadi referensi bagi si anak untuk membangun rumah tangga kelak. 


Karena menurut saya, pendidikan pra nikah nggak hanya sekedar mendengarkan ceramah atau berdiskusi terkait pernikahan. Melainkan bagaimana orang tua menjadi contoh yang baik dalam hal hidup berpasangan dan bagaimana orang tua memperlakukan si anak juga bagian dari pendidikan pra nikah. Disadari atau tidak, cara kita berinteraksi dengan pasangan sedikit banyak dipengaruhi oleh cara interaksi orang tua kita. 


Akan tetapi bagaimana jika kedua orang tua tidak harmonis atau broken home

Hhmm, coba deh perhatikan. Pasti banyak dari kita yang entah punya teman atau mungkin pengalaman sendiri yang takut buat nikah. Sekalipun sudah menikah, tapi ada lho yang takut punya anak bahkan nggak mau punya anak. Biasanya ketakutan tersebut terjadi karena melihat orang tuanya sendiri. 


Orang tua yang tidak harmonis bahkan salah satunya berlaku kasar kepada pasangan dan juga anaknya berpotensi menimbulkan trauma menikah pada anaknya. Atau mungkin ada yang mengalami hidden trauma, tapi tidak disadari. Sehingga menikah dijadikan cara untuk mencari rumah yang nyaman baginya. Karena dia nggak mendapati itu di keluarganya. Akan tetapi hidden trauma ini jika tidak disadari akan memberikan efek buruk juga dalam berumah tangga. Sehingga akan memunculkan persepsi bahwa ternyata menikah tidak seindah yang diduga 😂.  


Kita perlu menyadari bahwa orang tua kita memang bukanlah pasangan yang sempurna. Bukan teladan yang sempurna dalam hal berumah tangga. Karena mungkin saja mereka kurang mempersiapkan diri dengan pengetahuan saat menikah dulu. Sehingga kita perlu menjadikan apa yang dihadapan kita sebagai motivasi untuk belajar dan membangun rumah tangga yang lebih baik dari mereka. 


Kita terlahir dalam keluarga yang kurang harmonis ataupun broken home pasti ada hikmahnya. Nggak mungkin nggak. Sehingga jadikan apa yang kita alami sebagai pelajaran untuk kehidupan masa mendatang. 


Sebelum menikah, kita perlu menyadari terlebih dahulu efek buruk yang kita alami dari ketidakharmonisan orang tua kita atau dari perpisahan mereka. Hal ini bukan untuk menyalahkan mereka melainkan untuk membasuh luka dengan tazkiyatun nafs agar tidak kita ulangi ketika berumah tangga nanti. Tazkiyatun nafs ini juga diiringi dengan perbaikan diri tentunya. 


Lalu persiapkan diri dengan mencari sebanyak-banyaknya pengetahuan terkait pernikahan. Karena bagaimanapun menjalankan bahtera pernikahan butuh bekal. Nggak mungkin dong kita ngejalaninnya gitu aja tanpa pengetahuan. Apalagi sampai gatau mau berlayar ke arah mana 😅. Sehingga mempersiapkan diri itu penting banget. Biar nggak kagetan tur gampang sambatan setelah berumah tangga 🤣. 


Sehingga walaupun kamu tumbuh dalam keluarga yang kurang harmonis ataupun broken home tapi punya visi untuk menikah, maka persiapkanlah dirimu dari sekarang. Kita nggak tau kapan jodoh itu datang. Sama kayak maut. Maut nggak akan pernah nunggu kesiapan kita. Melainkan kita yang harus mempersiapkan diri untuk menyambutnya. Jodoh juga gitu. Maka berikan sambutan terbaik. Ketimbang nanti pas jodoh dateng kamunya kaget karena kurang persiapan. Hayoooo~


Sudah mempersiapkan diri untuk menikah tapi jodoh tak kunjung datang atau maut lebih dulu menghampiri, gimana dong? 

Ya nggak gimana-gimana. 


Menurut saya mempersiapkan diri untuk berumah tangga sama halnya dengan mempersiapkan diri untuk kehidupan sehari-hari dan juga di akhirat. Ya, sama-sama melakukan perbaikan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Sehingga tidak ada usaha yang sia-sia

**********


Setelah saya baca ulang, kenapa tulisan ini jadi nggelambyar kesana kemari ya. Kan saya jadi mempertanyakan ulang ke diri saya sendiri. Sebenarnya pendidikan pra nikah itu mulainya kapan sih? 🤣🤣🤣🤣


Ya sudah dimulai dari sekarang saja. Mulai dari dirimu. Jika kamu adalah seorang single yang sedang menanti jodoh maka persiapkan dirimu. Jadikan kedua orang tuamu sebagai salah satu sumber inspirasi dalam berumah tangga ataupun motivasi untuk membangun rumah tangga yang lebih baik. 


Jika kamu sudah menikah tapi belum punya anak, persiapkan dirimu juga. Jadilah teladan bagi anakmu kelak dalam hal hidup berpasangan. Serta didiklah anakmu dengan sebaik-baiknya ikhtiar. 


Jika kamu sudah punya anak, tetap sama seperti yang diatas. Jadilah teladan perihal berumah tangga. Jika ada yang dirasa kurang baik untuk dicontoh, maka inilah momennya untuk memperbaiki diri dan meningkat. 


Walau pada akhirnya tidak ada hasil yang sempurna, minimal kita sudah melakukan ikhtiar dengan sebaik-baiknya. Baik untuk diri sendiri dan pasangan maupun untuk anak kita. 


Udahan ah. Makasih ya sudah membaca tulisan yang ngalor ngidul dan ujung-ujungnya nggak jelas. Udah gitu tidak memberikan jawaban memuaskan. Ngahahahha. Tapi semoga ada ibroh yang bisa diambil meskipun hanya 1/1000 titik debu. Tapi kalau merasa nggak dapet apa-apa, ya maap. Emang nggak nyediakan hadiah kok 🤣


Bhay! 




Emiria Letfiani
A Wife, A Mom, A Storyteller

Related Posts

Post a Comment