Tags

Cinta adalah Bahasa Universal

 


Pagi ini saya menonton tayangan Monologue di Youtube, dengan narasumber adalah Aan Mansyur. Sebenarnya tayangan tersebut sudah diunggah sejak 2 tahun lalu, namun saya baru tergerak untuk menontonnya pagi ini.

Kisah yang dibagi oleh Pak Aan pada acara tersebut sungguh menyentuh hati saya. Terutama ketika beliau bercerita tentang kakeknya. Saya merasa Pak Aan adalah orang yang beruntung karena memiliki seorang kakek yang bijak bestari.

Setiap diskusi antara Pak Aan dengan kakeknya selalu terdengar dan terasa amat bermakna bagi saya. Terutama ketika kakeknya berkata, “Tidak ada orang pelupa. Yang ada adalah mereka tidak ada cara untuk memanggil ingatannya lagi”. Nasihat ini beliau lontarkan kepada Pak Aan karena Pak Aan lupa membawa buku ke sekolah.

Saya rasa cara kakeknya menyampaikan pesan, membuat Pak Aan tumbuh menjadi seorang yang kritis namun sederhana dalam berkata dan bersikap. Hal ini membuat saya tersadar, betapa pentingnya menjadi seorang yang cerdas, bijak dan bestari agar jiwa dan akal dapat selaras dengan laku dan ucapan.

Pada akhir acara, Pak Aan membacakan puisi yang ia tulis untuk ibunya dengan judul Pelukan. Puisinya amat sederhana, namun sangat menyentuh secara emosional dan spiritual. Sehingga ketika Pak Aan mengakhiri puisinya, saya menangis tersedu-sedu. 

Line favorit saya dari puisi tersebut adalah :

Sudahkan kau memeluk dirimu hari ini?

.

.

Anak-anak kami tumbuh
lebih mencintai lengan dari pada kata-kata

Indah sekali bukan? :)

Puisi tersebut menyadarkan saya bahwa cinta adalah sebuah bahasa universal yang tidak tersegmentasi menjadi beberapa bagian. Karena selama ini, yang saya tahu, ada 5 jenis bahasa cinta yang beredar dikalangan umum, yaitu : 1) Sentuhan fisik; 2) Pemberian hadiah; 3) kata-kata afirmatif; 4) Pelayanan; dan 5) Quality time. Namun setelah mendengarkan puisi Pak Aan tersebut, saya mendapatkan pemikiran baru.

Menurut saya, bahasa cinta itu hanya satu, yaitu cinta itu sendiri. Namun cara setiap orang dalam menyampaikannya yang tidak selalu sama. Ada yang menyampaikan melalui sebuah puisi, ada yang menyampaikan melalui pemberian hadiah, atau lainnya. Namun unsur yang terdapat dalam tiap cara penyampaian cinta adalah sama, yaitu sentuhan yang menyejukkan hati, pikiran dan jiwa seseorang.

Karena sentuhan tidak harus selalu berbentuk sentuhan fisik. Namun sebuah cara yang mendatangkan perasaan haru, bahagia atau apapun juga berupa sentuhan. Oleh karenanya kadang menurut saya menjadi penting untuk menyampaikan cinta dengan cara yang baik dan tepat agar cinta itu sendiri tidak disalahartikan.

Karena seringkali cinta disalahartikan akibat penyampaiannya seringkali disertakan dengan keegoisan ataupun perasaan takut. Sehingga cinta tersebut tidak tersampaikan dengan tepat kepada si penerima.

Tentu tulisan ini hanyalah pemikiran pendek saya saja. Mungkin suatu hari nanti saya akan memiliki pendapat yang berbeda tentang bahasa cinta, seiring dengan pengetahuan dan pengalaman yang hadir. Namun saya ingin menyalurkan pikiran saya hari ini agar tidak menjadi beban bagi otak saya dikemudian hari.

Baca Juga : Puisi Aan Mansyur - Pelukan

Terima kasih sudah mampir ke tulisan yang mungkin hanya membuang waktu teman-teman. Namun semoga teman-teman selalu dianugerahi kesehatan dan kebahagiaan. Insyaa Allah.

Emiria Letfiani
A Wife, A Mom, A Storyteller

Related Posts

Post a Comment