Tags

Bunga Telang



Beberapa waktu terakhir ini, bunga telang menjadi tren. Biasanya sih orang-orang menjadikan bunga telang sebagai teh gitu. Yang bikin unik dari teh bunga telang ini adalah warna yang dihasilkan ketika si bunga dicelupkan ke air. Lalu ketika diberi perasan lemon misalnya, warna airnya juga berubah.


Gegara  ngelihat itu saya jadi pingin juga nyobain. Selain pingin nyobain, saya juga pingin nanamnya. Pasti asik dah metikin bunga telang yang sudah mekar. Xixixi.


Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Beberapa bulan lalu, Dana pulang membawa bibit bunga telang yang diberi oleh temannya, alhamdulillah. Kebetulan salah satu teman kerjanya Dana hobi sekali bercocok tanam. Mayan mayan, ga bingung lagi dah nyari bibit bunga telang. Gratis pisan 😆.


Setelah si bunga telang mulai tumbuh subur, besar dan sudah menggelayut di pagar rumah, saya senang sekali. Ketambahan sudah mulai muncul bakal bunganya, wah kami jadi tambah senang. Dari hari ke hari rasanya nggak sabar ngelihat si bunga telang mulai mekar.


Kalo menurut observasi saya, proses dari kuncup ke mekar sempurna cukup cepat kok. Bahkan hampir setiap hari ada aja bunga yang udah mekar sempurna. Tapi ya itu, lebih baik langsung dipetik kalau sudah mekar sempurna. Karena cepat layunya juga. Hoho.


Sayang kan kalau sudah layu? 🙃


Biasanya bunga telang ini saya konsumsi dengan madu dan jahe atau madu dan sereh. Tergantung adanya apa di rumah. Yang penting madunya jangan sampai di skip. Karena kalau rendaman bunga telang ditambahin gula sebagai pemanis, rasa bunga telangnya tuh kayak embuh menurut saya. Wkwkww.


Idealnya sih bunga telang dijemur terlebih dahulu sebelum di konsumsi. Tapi karena kami nggak ada tempat untuk menjemur, maka saya memilih jalan ninja saja yaitu dengan mencelupkannya dalam keadaan segar.


Manfaat Bunga Telang


Bunga telang

Bunga telang atau Clitoria ternatea memiliki banyak potensi farmakologis, yaitu sebagai anti imflasi, antioksidan, antikanker, dan banyak lagi. Hal ini sudah didukung dengan kajian fitokimia dan ditemukan banyak kandungan dalam bunga telang yang bermanfaat untuk pengobatan. 


Allahu a'alam bishowab.


Mantap nggak tuh tjuy? 


Nggak ada salahnya kan jika mengkonsumsi bunga telang sebagai ikhtiar untuk menjaga kesehatan diri?


Apalagi ditambah dengan sosis solo atau risol mayo dari Virtomart sebagai hidangan. #Eheheeeeehhh


Risol mayo


Makna Kehadiran


Bunga telang

Setiap kali saya perhatikan bunga telang di halaman kontrakan kami, sepertinya hampir setiap hari ada saja bunga yang sudah mekar. Walaupun hampir tiap hari saya petik 4-7 bunga. Besoknya pasti ada lagi yang mekar. 


Saya pribadi sangat bersyukur karena bisa mengkonsumsi bunga telang hampir setiap hari (kalo nggak malas bikin 😆). Namun ada hal yang membuat hati saya meleleh ketika memperhatikan dan memetik bunga telang, yaitu dialektika denganNya.


Saya merasa kehadiran bunga telang yang hampir setiap hari mekar seolah menjadi cara Allah untuk terus membesarkan hati saya agar tidak putus asa. Serta menegur saya agar tidak terpaku mulu pada materi dunia. 


Saya pribadi mengakui sih kalau saya tuh masih sering mengkhawatirkan hari depan. Masih sering terpaku dengan materi dunia. Masih sering bodohnya. Apalagi dzalimnya.


Huh, dasar aku! Sini keplak dulu 😆😆😆.


Ya arap maklum lah. Saya juga manusia yang penuh dengan soda. Tambahin gembira lebih enaque sih biar jadi soda gembira bukan dosa gembira 🙃. 


Juga saya adalah manusia yang keimanannya masih kayak degup jantung yang seperti genderang mau perang. Naik turun cepet banget. Tapi banyak turunnya ketimbang naiknya 😆.


Oleh karenanya, menurut otak atik gathuk saya, saya memandang bunga telang yang hampir tiap hari selalu ada yang mekar, meski tiap hari dipanenin, menjadi cara Allah menegur saya. Menjadi ruang dialektika antara kita. Agar saya biza mensyukuri apa yang saya miliki saat ini dan tidak mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi.


Allahu a'lam bishowab.


Ya kan gpp ya rek jika saya menganggap itu sebagai bentuk dialektika. Pokoknya tidak saya jadikan kebenaran mutlak saja 🙃.


Ya nggak reeekkk?


Iya in aja biar seneng. Wkwkwwk.


Bhay!


Emiria Letfiani
A Wife, A Mom, A Storyteller

Related Posts

Post a Comment